Minggu, 03 November 2013

Kalau doamu belum dijawab..


Kalau doamu belum dijawab..

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Minggu sore ini, dengan suasana dingin-dingin yang membangunkan bulu kuduk, adalah saat-saat yang paling saya sukai. Berkumpul bersama keluarga. Dimana biasanya ketika hari kerja, kami hanya berkumpul saat malam hari~. Beristirahat di rumah. Dimana ketika hari biasanya sore hari seperti ini saya baru pulang dengan wajah yang masih ada sisa-sisa fresh~. Bercanda tawa bersama-sama. Dimana biasanya kami jarang berkumpul kalau buka hari libur~. Suasana yang mungkin sangat kurindukan kelak, atau mungkin sekarang sedang dirindukan kakakku yang jauh di Kota Hujan sana. 

Entah atas dasar apa, tiba-tiba saya tertarik untuk mendekati laptop kesayangan ini. Dan pengen nge-blog, padahal sedang tidak ada sesuatu khusus yang mau diceritakan. Tapi, setidaknya saya mau berbagi sedikit cerita. Hmm, bismillah.

Jadi, saya mau cerita sedikit tentang hubungan antara "Doa dan Kesabaran"



Doa. Sebuah kata yang pasti pernah dilakukan setiap manusia selama hidupnya. Sesuatu yang dilakukan manusia ketika ia sedang butuh, ia sedang galau, dan apapun keadaan hidupnya. Sesuatu yang dapat melegakan perasaan ketika doaanya dikabulkan, dan juga dapat menimbulkan harapan yang sangat besar akan suatu hal. Hanya manusia yang sombong-lah yang tidak mau memanjatkan kepada Allah. Iya kan? Alasannya? Ketika kita berdoa, berarti itu merupakan wujud ketergantungan kita dengan Allah, wujud kelemahan kita yang tak bisa mengatasi masalah sendiri, wujud bahwa kita mengakui Kuasa Allah. Apabila ada orang yang dalam hidupnya tidak pernah sekalipun berdoa kepada Allah, alangkah sombongnya ia. Sedang ia tidak berpikir, bumi ini punya siapa?

Lanjut, jadi sedikit membahas tentang cara-cara Allah mejawab doa-doanya. Saya kira sudah banyak yang tahu. Cara Allah menjawab doa hambaNya yaitu : 
1. Dikabulkan langsung.
2. Ditunda sampai waktu yang tepat.
3. Diganti dengan yang lebih baik.

Ketika kita merasa doa kita belum dikabulkan, jangan langsung men-judge bahwa Allah tak mendengar doa kita. Ingat, Allah Ya Sami' Allah Maha Mendengar. Tetapi coba kita melihat dari sisi yang lain. Mungkin alasan doa kita belum dikabulkan misalnya niat kita belum lurus, mungkin kalau kita mendapatkan hal itu, akan membuat kita lupa dengan Allah. Atau mungkin apabila kita mendapatkan hal itu, dampaknya tidak baik bagi orang lain. 

Tetapkan dalam diri kita, bahwa "Allah has prepared the best scenario for Our life". Apapun yang telah, sedang, dan akan kita jalani adalah ketetapan Allah yang paling baik untuk kita. Kurang percaya, coba flash back beberapa tahun kebelakang. Misal, ketika anda dulu SMP adalah murid yang badung, lalu masuk ke SMA yang unggul imtak sehingga jadi tidak badung lagi. Tetapi coba kalau anda masuk sekolah yang berbeda dengan sekolah unggul imtak itu, mungkin saja kebadungan anda itu makin berlanjut. Bisa jadi.. 


Ada sebuah cerita tentang doa yang salah niat. Ternyata, endingnya luar biasa, disimak ya..

Jadi ada seorang siswa yang bernama  misalnya Fulanah. Ia seorang siswa yang pintar, baik, dan ramah. Ia baru saja masuk sekolah baru. Dan disana ia mempunyai keinginan untuk mendapatkan prestasi di sekolahnya, tetapi niatnya salah. apa niatnya? Ia berniat untuk berprestasi agar bisa dilihat oleh seseorang. Setelah itu, ia terus belajar, belajar, dan berdoa. Oh ya, Fulanah ini termasuk sholeh. Selain belajar dan belajar, ia juga berdoa kepada Allah SWT. Ia yakin pasti akan mendapatkan hasil yang dinginkannya, dan ia bakal dilihat oleh "seseorang" itu. Tetapi, in fact, zonkk. Ia sebenarnya mendapatkan prestasi, namun tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Dan keinginannya untuk dilihat "seseorang" itu pun GagaL. Kecewa menimpa perasaannya, bahkan ia sempat lesu beberapa hari.

Untungnya, ia bermuhasabah diri. Ia menyadari ternyata selama ini ia mengejar keinginan dengan niat bukan karena Allah. akhirnya ia bertaubat dan berjanji untuk mengubah haluan. Ia bertekad untuk bangkit lagi dan membuat prestasi dengan tujuan hanya Allah semata. Ia tidak berniat macam-macam, asal niatnya sudah lurus, ia mulai menata lagi. Maka, ia terus belajar, belajar, dan berdoa. Si Fulanah ini karena niatnya sudah lurus karena untuk Allah, maka ia tidak memasang target yang berlebihan. Ia hanya percaya bahwa Allah memberikan hasil yang terbaik, dan ia yakin itu. Alhasil, ternyata doa Fulanah yang selama ini "melayang" karena salah niat, akhirnya terkabulkan juga setelah niatnya lurus. Ia mendapat prestasi yang membanggakan. Bahkan lebih baik dari yang diinginkannya, dan malah ia sendiri terkejut bahwa ia bisa mendapatkan prestasi itu, padahal ia tidak berharap. 

Subhanallah! Alangkah indahnya ketika kita meminta A, namun yang dikasih malah A++. 

Hendaklah mulai dari sekarang, marilah kita benahi diri dan perbaiki apa yang selama ini salah dari kita. Mungkin hal yang kecil terabaikan sekalipun, mungkin hal itulah yang menghambat kita. Fastabiqul Khairat.

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar